<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d21234633\x26blogName\x3dfor+all+that+is+remembered\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://forallthatisremembered.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://forallthatisremembered.blogspot.com/\x26vt\x3d5009702301960097963', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

 Friday, March 28

Execute Thine kingly office.


posted by Graciana@Home at 3:30 am



 Thursday, March 27

Upon the will

I know. Make me willing.

Thy people shall be willing in the day of Thy power in the beauties of holiness. -Psa. cx.3

Labels:


posted by Graciana@Home at 12:26 am



 Monday, March 24

Love is patient

Love, first of all, is patient (1 Cor 13). If I love God, I must be patient in enduring this.

Labels:


posted by Graciana@Home at 1:22 am



 Saturday, March 22

22 March 2008

Being loved changes one who is loved. In loving one who loves willingly changes.

Labels:


posted by Graciana@Home at 5:32 pm



 Friday, March 21

Come

Please come to me. I cannot come.

Labels:


posted by Graciana@Home at 2:30 am

Keep up the good work.
 
Post a Comment


 Thursday, March 20

Promises to the Elects

"This is the covenant I will make with the house of Israel after that time, declares the Lord. I will put my laws in their minds and write them on their hearts. I will be their God, and they will be my people. No longer will a man teach his neighbor, or a man his brother, saying, 'Know the Lord,' because they will all know me, from the least of them to the greatest. For I will forgive their wickedness and will remember their sins no more."

--Heb. viii. 10-12

Labels:


posted by Graciana@Home at 3:34 am



 Wednesday, March 19

Kahlil Gilbran, on Love

When love beckons to you, follow him,
Though his ways are hard and steep.
And when his wings enfold you yield to him,
Though the sword hidden among his pinions may wound you.
And when he speaks to you believe in him,
Though his voice may shatter your dreams as the north wind lays waste the garden.

For even as love crowns you so shall he crucify you.
Even as he is for your growth so is he for your pruning.
Even as he ascends to your height and caresses your tenderest branches that quiver in the sun,
So shall he descend to your roots and shake them in their clinging to the earth.

Like sheaves of corn he gathers you unto himself.
He threshes you to make you naked.
He sifts you to free you from your husks.
He grinds you to whiteness.
He kneads you until you are pliant;
And then he assigns you to his sacred fire, that you may become sacred bread for God's sacred feast.

All these things shall love do unto you that you may know the secrets of your heart,
and in that knowledge become a fragment of Life's heart.
But if in your fear you would seek only love's peace and love's pleasure,
Then it is better for you that you cover your nakedness and pass out of love's threshing-floor,
Into the seasonless world where you shall laugh, but not all of your laughter, and weep, but not all of your tears.

Love gives naught but itself and takes naught but from itself.
Love possesses not nor would it be possessed;
For love is sufficient unto love.
When you love you should not say, "God is in my heart," but rather, "I am in the heart of God."
And think not you can direct the course of love, for love, if it finds you worthy, directs your course.

Love has no other desire but to fulfill itself.
But if you love and must needs have desires, let these be your desires:
To melt and be like a running brook that sings its melody to the night.
To know the pain of too much tenderness.
To be wounded by your own understanding of love;
And to bleed willingly and joyfully.
To wake at dawn with a winged heart and give thanks for another day of loving;
To rest at the noon hour and meditate love's ecstasy;
To return home at eventide with gratitude;
And then to sleep with a prayer for the beloved in your heart and a song of praise upon your lips.

(From dopey's tabula)

Labels:


posted by Graciana@Home at 3:19 am



 Tuesday, March 18

"In returning and rest you shall be saved; in quietness and in trust shall be your strength." Isaiah 30:15


posted by Graciana@Home at 10:54 am



 Friday, March 14

Discouragement

... is wedging. ='(

Labels:


posted by Graciana@Home at 9:47 am



Born unto miseries

I am sinner, made liable for pain and miseries in this life. Why should I be sad? Oh how suitable and appropriate it is for me to be humble.

Labels:


posted by Graciana@Home at 2:14 am



 Wednesday, March 12

Kept by Grace

"God will not lead us to where His grace cannot keep."

Labels:


posted by Graciana@Home at 5:24 am



Weeping

This weeping is not good which blinds the faith.

Labels:


posted by Graciana@Home at 5:10 am



 Friday, March 7

The reason

Being in PCC now is somehow far by providence than by choice.

Labels:


posted by Graciana@Home at 11:28 am



I believe that the cross has the power to change lives--mine and yours.

Labels:


posted by Graciana@Home at 2:40 am



 Tuesday, March 4

Bersikap "katolik"

Bersikap ‘katolik’ tanpa Menjadi ‘Katolik’
Oleh: Kalvin S. Budiman, Th.M.

Gereja Katolik Roma: musuh atau saudara seiman kalangan Protestan? Pertanyaan semacam ini barangkali patut kita munculkan kembali mengingat belum surutnya perpindahan beberapa tokoh Protestan Injili ke dalam gereja Katolik Roma. Majalah Christian Century edisi 22 Agustus 2006 membahas tak kurang dari enam tokoh penting dari kalangan Protestan yang hijrah ke gereja Katolik Roma; tokoh-tokoh tersebut adalah: Reinhard Hütter, Bruce Marshall, Mickey Mattox (ketiganya adalah Lutheran), Rusty Reno, Douglas Farrow (keduanya Anglican) dan Gerald Schlabach (Mennonite). Sekitar awal Mei 2007 baru-baru ini kalangan Injili kembali dikejutkan dengan peristiwa yang sama, yaitu bergabungnya president Evangelical Theological Society, Francis Beckwith, ke dalam denominasi Katolik. Atau lebih tepatnya, menurut kata-kata Beckwith sendiri, ia “kembali” ke denominasi asalnya. Trend semacam ini sudah berlangsung beberapa tahun sebelumnya, ketika misalnya tokoh seperti Richard John Neuhaus (Lutheran) memutuskan untuk bergabung dengan gereja Katolik dalam masa puncak karirnya dan sekarang menjadi pemimpin salah satu majalah utama gereja Katolik, First Thing. Mungkin penting juga untuk menyimak buku karangan Joseph Pearce, Literary Converts, yang memaparkan secara rinci pengaruh doktrin Katolik dalam mempertobatkan tokoh-tokohs astra Inggris dan Amerika di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sudah tentu alasan hijrah masing-masing tokoh di atas berbeda-beda. Namun demikian, menurut pengamatan secara pribadi, saya melihat ada beberapa alasan yang secara garis besar dapat menjelaskan mengapa bukan sesuatu yang sepenuhnya mengherankan jika tokoh-tokoh Protestan Injili memutuskan untuk bergabung dengan gereja Katolik Roma:

1. Kita perlu menyimak kembali peristiwa Reformasi diabad ke-16. Akhir-akhir ini tokoh-tokoh penting dalam studi sejarah Reformasi menunjukkan bahwa tali ikatan antara gereja Katolik Roma abad pertengahan dengan denominasi Protestan yang lahir sesudah era Reformasiternyata tidak sepenuhnya pupus, seperti anggapan atauharapan kebanyakan jemaat Protestan pada umumnya. Pemahaman umum bahwa gereja telah mengalami kelahiran baru di era Reformasi dan terpisah secara total dari gereja Katolik Roma ternyata terbukti tidak sepenuhnya benar. Memang tidak salah bila dikatakan bahwa paratokoh Reformasi telah memisahkan diri secara tajam dari gereja Katolik dalam aspek-aspek doktrinal seperti sakramen, doktrin keselamatan, dan doktrin gereja. Tetapi tak kurang dari guru besar studi Reformasi seperti David Steinmetz (Duke University) dan Richard Muller (Calvin Seminary) meyakini bahwa dalam isu-isu teologia lainnya, moral dan etika, pastoral, dan metode berteologi, masih ada banyak tali-tali pengikat yang menyatukan gereja Katolik Roma dengan gereja-gereja yang lahir sesudah Reformasi. Diterjemahkannya dan dipublikasikannya dokumen-dokumen asli tulisan para tokoh Reformasi yang hidup sezaman atau sesudah Luther dan Calvin menyingkapkan bukti hitam di atas putih bahwa ada begitu banyak warisan gereja Katolik Roma abad pertengahan yang tetap dipertahankan, entah secara sadar atau tidak, oleh tokoh-tokoh Reformasi—tentunya dengan beberapa modifikasi dan penafsiran dari sudut pandang yang baru; seperti misalnya konsep natural law, metafisika, doktrin pemeliharaan Allah, metode skolastik dalam berteologi, serta beberapa ajaran penting ThomasAquinas.

2. Di abad ke-20 dan abad kita sekarang ini, kita menjumpai adanya kecenderungan di antara para teolog non-Katolik dan Katolik untuk kembali ke tradisigereja mula-mula yang selama ini senantiasa merupakan tekanan penting dalam teologi gereja Roma Katolik (dan juga Orthodox), tetapi kurang ditekankan dalam denominasi-denominasi di luar gereja Katolik. Lihat misalnya buku Catholicism, yang merupakah salah satu tulisan monumental tokoh utama gereja Katolik, Henride Lubac. Tulisan ini menggaris-bawahi peran penting gereja mula-mula dalam mendefinisikan hakekat gereja yang “universal” (catholicum). Di kalangan non-Katolik, muncul pendekatan serupa lewat, misalnya, gerakan paleo-orthodoxy yang dimulai oleh Thomas Oden(Drew University), yang adalah seorang Methodist. Gerakan ini menekankan metode berteologi dengan memanfaatkan sumber-sumber dari patristic atau bapak-bapak gereja mula-mula. Oden juga menjadi kepala editor proyek Ancient Christian Commentary, sebuah seri eksegese Alkitab dari zaman gereja mula-mula. Proyek ini melibatkan bukan hanya teolog dan ahli Alkitab dari kalangan Protestan, tetapi juga dari kalangan Katolik. Salah satu contoh lagi adalah proyek Evangelical Resourcement yang sedang digarap oleh Daniel H. Williams (Baylor University), yang adalah seorang Baptist. Proyek ini bertujuan untuk memakai sumber-sumber dalam tradisi gereja mula-mula dalam konteks masa sekarang. Gagasan-gagasan semacam ini juga dipopulerkan oleh sebuah gerakan yang sekarang ini dikenal dengan sebutan Radical Orthodoxy. Sebuah gerakan yang dimulai di Inggris dengan tokoh utamanya, John Milbank (Anglican) dengan tujuan menyingkapkan kembali pentingnya warisan patristic, abad pertengahan dan Renaissance, dalam berteologi di era postmodern. Isi dari gerakan-gerakan semacam ini sudah tentu berbeda satu dengan lainnya, namun satu kemiripan dari gerakan-gerakan tersebut adalah “persinggungannya”dengan sumber-sumber teologi dalam tradisi gereja Katolik Roma.

3. Kedekatan tokoh-tokoh non-Katolik dengan gereja Katolik Roma lebih diperkuat lagi dengan menjamurnya proyek bersama atau proyek ekumenis antara gereja non-Katholik dengan gereja Katolik. Barangkali salah satu contoh yang paling populer sekarang ini adalah tercapainya Joint Declaration on the Doctrine of Justification antara World Lutheran Federation dengan gereja Katolik Roma pada 1999. Deklarasi ini berisi beberapa ketetapan yang dianggap sebagai “jalan tengah” antara konsep pembenaran iman gereja Lutheran dan konsep yang sama yang dipegang oleh gereja Roma Katolik. Proyek-proyek ekumenis lainnya, antara lain, adalah: Evangelical and Catholic Together (dimulai pada 1992), the Ekklesia Project (sebuah proyek“friendship” yang melibatkan berbagai denominasi), Reformed Catholicism (konferensi pertama akan diadakan February 2008), dan dialog yang terus-menerus berlangsung antara denominasi Baptis dan Katolik--dua denominasi dengan jumlah anggota terbesar di Amerika Serikat (dialog ini sendiri belakangan ini ditentang dengan keras oleh sejumlah anggota gereja Baptis). Gerakan-gerakan ekumenis semacam ini melibatkan tokoh-tokoh utama dari kalangan Protestan dan Katolik, seperti Charles Colson, J. I. Packer, Avery Dulles dan Richard John Neuhaus.

4. Salah satu alasan lain yang perlu disebutkan adalah kebangunan yang terjadi di dalam gereja Roma Katholik sendiri. Kebangunan di sini bukan dalam arti kebangunan rohani seperti yang umumnya dimengerti di kalangan gereja Protestan, tetapi kebangunan melalui gerakan ‘injili’ model Katolik, sosial dan seni. Abad ke-20, khususnya, menyaksikan munculnya kelompok ‘injili’ dalam Katolik yang bukan muncul dari bergabungnya kelompok “Injili” ke dalam gerejaKatolik, tetapi gerakan “injili” yang muncul dari dalam gereja Katolik sendiri; yaitu munculnya generasi muda yang ingin mempertahankan secara seimbang kehidupan rohani yang berapi-api, keterlibatan secara aktif dalam kegiatan sosial, serta kesetiaan pada tradisi ajaran gereja Katolik Roma (lihat tulisanWilliam L. Portier, “Here Come the Evangelical Catholics,” Communio 31 (Spring, 2004):35-65). Disamping itu, abad ke-20 juga menyaksikan munculnya dari kalangan gereja Katolik sejumlah tokoh yang memberikan pengaruh tidak sedikit dalam bidang sosial dan seni; tokoh-tokoh mulai dari G. K. Chesterton,Dorothy Day, Thomas Merton, Graham Greene, FlanneryO’Conor, Czelaw Milosz, dan Walker Percy. Masing-masing berangkat dari kerangka berpikir teologi Katolik dan melahirkan karya tulis yang mendalam tetapi aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak memberikan teori yang muluk, tetapi menolong pembaca untuk berteori dan memahami kehidupan dengan kreatif. Sulit untuk dipungkiri bahwa kebangunan dalam gereja Katolik semacam ini telah memberikan daya pikat tersendiri bagi para pemimpin non-Katolik.

5. Memang di abad ini kita juga menyaksikan kebangkrutan moral yang tidak kecil yang terjadi dalam gereja Katolik. Terbongkarnya skandal phaedophilia di kalangan pastor gereja Katolik adalah aib yang sangat memalukan. Namun demikian, di tengah maraknya isu-isu moral di masyarakat, yang memecah belah berbagai kalangan Kristen, seperti pernikahan homosexual, aborsi, perang, polusi lingkungan dan sebagainya, gereja-gereja non-Katolik tetap harus memperhitungkan pendapat dari gereja Katolik Roma. Mengapa? Sulit dipungkiri bahwa dibandingkan denominasi-denominasi lainnya, salah satu kekhususan denominasi Katolik Romaadalah merumuskan prinsip-prinsip etika hampir di semua isu yang ada di masyarakat. Mereka memliki rumusan dan panduan yang jelas dan rinci dalam masalah-masalah etika yang pelik. Dan sejauh ini, banyak prinsip yang gereja Katolik Roma pegang belum tergoyahkan oleh pergeseran-pergeseran di dunia etika modern; banyak di antaranya adalah prinsip-prinsip yang oleh denominasi non-Katolik dipandang sejalan dengan Alkitab.

Jadi bagaimana kita harus bersikap terhadap mereka yang berganti haluan ke dalam gereja Katolik Roma? Tentu saja kita merasakan hal ini sebagai sebuah kehilangan. Tetapi bagi saya secara pribadi, tidak semestinya kita memandang ini sebagai sebuah kekalahan yang patut diratapi. Selama kita menempatkan peristiwa ini di dalam konteks “catholicum,” sebagaimana yang kita proklamasikan dalam pengakuan iman rasuli ([credo] sanctam ecclesiam catholicam), hal semacam ini adalah bagian dari dinamika dalam kehidupan“keluarga Allah.” Sehingga kepada mereka yang berganti jubah Katolik, kita tetap dapat berkata, “maintenir lebon travail, frère!.”

Labels:


posted by Graciana@Home at 6:28 am



 Monday, March 3

6th Commandment: Thou shalt not murder

Positively, take care of our health.


Moses with the Ten Commandments by Rembrandt

Labels:


posted by Graciana@Home at 2:44 am